Senin, 11 Januari 2010

Riwayat diketemukanya GOA dan nama JATI JAJAR

Goa jati jajar di temukan oleh seorang penduduk setempat bernama JAYA MENAWI (juru kunci pertawa), kurang lebih tahun 1802, pada waktu ia sedang menyabit rumput di tengah hutan. Penemuan tsb di laporkan kepada seluruh desa Blangkunang (sekarang jati jajar).
Selanjutnya oleh lurah Desa Blangkunang segera di laporkan kepada bupati Ambal. Dalam peninjauan ke goa, bupati ambal menemukan dua pohon jati besar yg berjajar di mulut goa, karena itu desa tesebut di namakan “DESA JATIJAJAR”.
Selanjutnya di perintahkan agar kedua pohon jati tersebut di tebang di jadikan “soko guru”pendopo kabupaten Ambal, yang konon selanjutnya karena kabupaten di hapus, soko guru di pindahkan untuk kabupaten Kebumen (jaman Bupati ARUMBINANG).
Pada waktu clsh ke II (1949), pendopo kabupaten kebumen hancur di bumi hanguskan oleh kaum patriotik republikein. Hingga kini sisa-sisa dari kayu “jatijajar”telah tiada lagi.
Menurut cerita orang RADEN KAMANDAKA yang ceritanya di pentaskan dalam goa, pernah singgah di goa tsb. Nama ”jati-jajar”erat hubunganya dengan cerita RADEN KAMANDAKA. Alkisah pada waktu terluka dan di kejar kejar oleh SILIH WARNI (Banyak ngampar), ia sembunyi di dalam goa. Atas tantangan Silih warni akhirnya Raden Kamandaka memperkenalkan identitas dirinya. Pengakuan Raden Kamandaka yg di ucapkan di dalam goa jati jajar oleh orang yg mendengarnya kemudian memberìkan nama pada goa jati jajar dan desa di mana goa itu berada di namakan DESA JATIJAJAR.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar