Selasa, 12 Januari 2010

Rembug Desa Pemugaran Goa Jatijajar

Pada hari selasa wage tgl 29 januari 1975 diadakan rapat “Slapanan Desa”(Rembug Desa) di desa jatijajar dgn acara khusus “Pemugaran Goa Jatijajar”. Pemugaran tsb didasarkan atas saran Gubernur Kepala Daerah tingkat 1 Jawa Tengah ( Bpk.Soeparjo Roestam), agar goa jatijajar dipugar, dan dijadikan objek wisata yg menarik.

Tujuan pemugaran Goa Jatijajar :
1. Tempat rekreasi, hiburan dan wisata masyarakat jawa tengah dan sekitarnya.
2. Menampung tenaga kerja sebagai pekerja proyek dan karyawan proyek.
3. Tempat pemasaran hasil karya rakyat atau kerajinan.
4. Menambah penghasilan pemerintah daerah dan desa.
5. Pemanfaatan listrik, siang hari untk penerangan goa dan malam hari untuk pedesaan.
6. Memperlancar arus perekonomian.
7. Pemanfaatan bendungan mini dari air yg keluar dari goa, untuk :
-Padusan/Pemandian.
-Pancuran air bersih untuk mandi/mencuci bagi masarakat sekitarnya.
-Pengairan pedesaan untuk mengairi sawah-sawah secara teratur.
8. Merubah wajah desa menjadi desa yg berkembang dgn segala pasìlitasnya.
9. lain-lain manfaat dgn adanya proyek.

“CIRI-CIRI KHAS GOA JATIJAJAR”

1. Terletak dijalur jalan beraspal ygmudah dicapai dgn kendaraan bermotor dan bus.
2. Goa alam yg terbentuk dari batu-batu Stalagtit dan Stalagmit yg terukir indah secara ilmiah.
3. Ventilasi alam didalam goa, sehingga udara didalam tidak pengap.
4. Jembatan-jembatan dan jalan-jalan bertangga didalam goa, sehingga anda dapat masuk sampai keperut dan ujung goa.
5. Penerangan lampu dgn tata warna yg serasì, menambah keasrian suasana didalam goa, tidak gelap gulita.
6. Terdapat sungai “Sendang mawar” diperut goa, yg airnya bersih putih membuih, dgn khasiat membuat awet muda bila kita membasuh muka dgn air sendang tsb.
7. Diujung goa terdapat sungai “Sendang kantil”yg tenang airnya dan ditengah sendang tsb terdapat patung Dewi Keåntikan “Dewi Nawangwulan”. Menurut kepercayaan pengunjung goa yg mau memandikan Dewi nawangwulan, maka keinginan/cita-citanya akan terpenuhi/terkabul.
8. Sejak dari pintu goa sampai kepedalaman goa dihiasi dgn patung-patung fragmen cerita “RADEN KAMANDAKA”yg dibuat secara artistik oleh arsitek, insinyur , seniman (ASI) Yogyakarta.
9. Didekat mulut goa terdapat patung raksasa “DINOSAURUS”yg memuntahkan air dari mulutnya, seolah-olah goa Jatijajar dijaga oleh binatang purba perkasa ya menyeramkan.
10. Berpose didalam goa dgn latar belakang patung-patung atau ukiran-ukiran batu stalagtit/stalagmit, atau dgn latar belakang “DINOSAURUS”.

Senin, 11 Januari 2010

Pemugaran Goa Jatijajar

Sebelum di pugar:
Goa jatijajar di temukan sekitar tahun 1802 telah banyak menarik perhatian dan banyak di kunjungi orang, antara lain orang orang asing ex tentara belanda. ini terbukti dari tulisan- tulisan pada langit- langit dan dinding Goa (dekat pintu masuk), dengan nama-nama asing, ejaan-ejaan lama dan tahun kunjungan. Tulisan-tulisan trb hingga kini tidak di hapus, sebab selain merupakan data sejarah juga menambah keunikan goa jatijajar. Sejak pemugaran pengunjung goa tidak di berikan lagi menulis pada dinding dan langit-langit goa sedangkan untuk kenang-kenangan para pengunjung dapat menulis pada dinding ”batu tulis ”yang di sediakan di dekat tangga masuk.

GOA JATIJAJAR YG UNIK.

Sebelum di pugar, keadaan goa sangat gelap dan licin untuk masuk kedalam goa di perlukan obor atau lampu, perjalanan harus hati-hati supaya tidak terpeleset. Didalam masih terdapat kelelawar-kelelawar ikan pelus konon juga ular, ukiran-ukiran batu stalagtit/stalagmit yang indah sebagian masih tertutup lumpur air yang terus menitik seperti hujan gerimis.
Sejak dulu telah ada 4 sungai di dalam goa, yaitu:
1. sungai ”Puser bumi”
2. sungai ”Jombor”.
3. Sungai ”Sendang Mawar”.
4. sungai ”Sendang Kantil”.
Sungai Puser bumi dan sungai Jombor, hingga kini belum di pugar karena masih berbahaya. Bagi yang percaya bahwa penghuni goa belum mengijinkan. Di salah satu ruangan kabarnya sering di perggunakan orang untuk bersemedi (bertapa) dan sesajen. Ventilasi alam sudah ada sejak dulu, mulut goa ada 2 buah, panjang goa +- 80 m, lebar 30 m dan tinggi 12 m, di beberapa bagian agak menyempit dan rendah.

Riwayat diketemukanya GOA dan nama JATI JAJAR

Goa jati jajar di temukan oleh seorang penduduk setempat bernama JAYA MENAWI (juru kunci pertawa), kurang lebih tahun 1802, pada waktu ia sedang menyabit rumput di tengah hutan. Penemuan tsb di laporkan kepada seluruh desa Blangkunang (sekarang jati jajar).
Selanjutnya oleh lurah Desa Blangkunang segera di laporkan kepada bupati Ambal. Dalam peninjauan ke goa, bupati ambal menemukan dua pohon jati besar yg berjajar di mulut goa, karena itu desa tesebut di namakan “DESA JATIJAJAR”.
Selanjutnya di perintahkan agar kedua pohon jati tersebut di tebang di jadikan “soko guru”pendopo kabupaten Ambal, yang konon selanjutnya karena kabupaten di hapus, soko guru di pindahkan untuk kabupaten Kebumen (jaman Bupati ARUMBINANG).
Pada waktu clsh ke II (1949), pendopo kabupaten kebumen hancur di bumi hanguskan oleh kaum patriotik republikein. Hingga kini sisa-sisa dari kayu “jatijajar”telah tiada lagi.
Menurut cerita orang RADEN KAMANDAKA yang ceritanya di pentaskan dalam goa, pernah singgah di goa tsb. Nama ”jati-jajar”erat hubunganya dengan cerita RADEN KAMANDAKA. Alkisah pada waktu terluka dan di kejar kejar oleh SILIH WARNI (Banyak ngampar), ia sembunyi di dalam goa. Atas tantangan Silih warni akhirnya Raden Kamandaka memperkenalkan identitas dirinya. Pengakuan Raden Kamandaka yg di ucapkan di dalam goa jati jajar oleh orang yg mendengarnya kemudian memberìkan nama pada goa jati jajar dan desa di mana goa itu berada di namakan DESA JATIJAJAR.